membaca chart saham

Cara Membaca Chart Saham! Investor Wajib Baca

Cara Membaca Chart Saham, Investor Pemula Wajib Tahu!

Swakarta.comCara Membaca Chart Saham – Banyak pemula belum mengetahui cara baca grafik saham dengan benar. Padahal, grafik saham menggambarkan perubahan harga saham secara historis dalam kurun waktu tertentu.

Bentuknya beragam, misalnya dalam bentuk garis (line chart), batang (bar chart), maupun lilin (candlestick chart). Grafik ini merupakan salah satu perangkat analisis paling powerful bagi investor dan trader saham.

karena memungkinkan kita untuk mengetahui kondisi pasar saat ini sekaligus memprediksi pergerakan harga saham di masa depan.

Saat membaca chart saham, yang perlu kita perhatikan bukan hanya arah pergerakan harga cenderung naik atau turun saja.

Penilaian mengenai arah pergerakan harga justru perlu dikesampingkan hingga tahap kedua atau ketiga. Hal nomor satu yang harus diperhatikan saat membaca grafik saham adalah kerangka waktu (time frame).

Setelah itu, barulah kita menelisik arah tren pergerakan harga dan beragam hal lainnya. Tertarik untuk mendalami lebih jauh? Mari simak ulasan selengkapnya.

Cara Membaca Chart Saham

membaca chart saham

1. Membaca time frame dalam sebuah grafik saham

Time frame merepresentasikan berapa lama rentang waktu histori pergerakan harga yang akan dipantau. Ada tiga jenis time frame yang paling sering dipergunakan oleh investor saham, yakni time frame 1 hari (Daily), 1 minggu (Weekly), dan 1 bulan (Monthly).

Umpama seorang trader menggunakan grafik candlestick dengan time frame 1 mingguan untuk memantau pergerakan harga saham BBNI, maka setiap batang candle dalam grafik mewakili dinamika naik-turun harga saham dalam tempo 1 minggu.

✅ BACA JUGA:   Cara Cek Resi JET Express

membaca chart saham.

 

Batang-batang candle itu terbentuk terus dari waktu ke waktu, sehingga kita dapat mengevaluasi histori harga secara berkesinambungan.

Kita dapat menilai apakah pergerakan harga saham pekan ini (batang candle terakhir di ujung kanan) lebih rendah atau lebih tinggi dibandingkan pekan sebelumnya.

Kita juga dapat menilai apakah posisi harga saham saat ini termasuk yang terendah atau tertinggi dalam setahun terakhir. Ini penting sekali untuk mengetahui kinerja saham.

Sebagai contoh, coba perhatikan grafik harga saham BBNI di atas. Posisi harga saham berada dalam kisaran tertinggi sejak Oktober 2019, tetapi masih dekat kisaran terendah dalam setahun terakhir.

Jelas sekali, kinerja saham BBNI dalam periode tersebut tidak terlalu bagus. Bagaimana arah pergerakan harga saham saat ini? Untuk mengetahuinya, kita perlu meneliti tren harga.

Membaca tren harga dalam sebuah grafik saham

Ada tiga jenis tren harga saham, yaitu bullish (tren naik), bearish (tren turun), dan sideways (tren menyamping). Untuk mengidentifikasinya dalam grafik saham, tengoklah beberapa kriteria berikut ini:

  • Tren bullish: Pergerakan harga mencetak rekor harga tertinggi (hight) yang semakin lama semakin tinggi.
  • Tren bearish: Pergerakan harga mencetak rekor harga terendah (low) yang semakin lama semakin rendah.
  • Tren sideways: Pergerakan harga hanya naik-turun saja dalam suatu kisaran terbatas yang cukup sempit.

Ketiga tren ini pernah dialami oleh pergerakan harga saham BBNI. Tepatnya dapat dilihat dalam gambar berikut:

membaca chart saham.

Kotak pada sisi grafik paling kiri menandai tren sideways. Garis miring berikutnya menandai tren bullish. Sedangkan garis miring terakhir menandai tren bearish. Pertanyaannya, berdasarkan tampilan grafik tersebut, posisi harga saham BBNI sekarang (7625) masuk dalam kondisi tren apa?

Secara objektif, kita dapat mengatakan bahwa pergerakan harga saham BBNI masih dalam fase konsolidasi (sideways) karena berada di tengah-tengah antara puncak swing harga tertinggi sebelumnya (8000) dan swing terendah sebelumnya (7200).

✅ BACA JUGA:   Cara Cek Resi Shopee Dengan Mudah Dan Praktis!

Apabila harga saham BBNI sudah menembus (breakout) dari salah satu ambang swing harga tertinggi dan terendah tadi, barulah kita dapat mengatakan apakah arah tren berubah menjadi bullish atau bearish.

Membaca support-resistance harga dalam grafik saham

Istilah support dan resistance merujuk pada patokan harga penting yang perlu dipahami investor ketika mempelajari cara baca grafik saham.

Support merupakan penanda batas bawah di mana harga di masa lalu cenderung berbalik dari menurun menjadi naik. Sedangkan resistance merupakan penanda batas atas di mana harga cenderung berbalik dari naik menjadi turun.

Puncak swing harga tertinggi sebelumnya dalam grafik harga saham BBNI yang kita bahas di sini pada level 8000 merupakan resistance yang terdekat dengan posisi harga sekarang.

Sedangkan swing terendah sebelumnya pada level 7200 merupakan representasi support terdekat.

membaca chart saham.

Dalam analisis teknikal, kita mengenal prinsip “price moves in trend” dan “history repeats itself”. Prinsip “price moves in trend” berarti harga tidak bergerak acak, melainkan selalu bergerak dalam pola tertentu.

Sedangkan prinsip “history repeats itself” bermakna bahwa pasar cenderung mengulang pola pergerakan harga yang terbentuk di masa lalu.

Kedua prinsip tersebut nampak dalam grafik saham yang kita baca di sini. Perhatikan bagaimana harga cenderung “memantul naik” setelah mencapai level 6800, serta cenderung “berbalik turun” setelah mencapai level 8000.

Kedua prinsip itu pula lah yang menjadi dasar mengapa kita perlu mencatat swing tertinggi dan terendah sebelumnya dalam penentuan level support dan resistance.

Dari posisi harga saat ini (7625), kita dapat memperkirakan bahwa apabila harga naik hingga menembus resistance 8000, maka arah pergerakan berikutnya cenderung bullish dan membuka peluang beli.

✅ BACA JUGA:   Hingga 250 Juta!, Inilah Pekerjaan Dengan Gaji Tertinggi di Indonesia

Sebaliknya, jika pergerakan harga melemah hingga jatuh ke bawah level support 7200, maka kemungkinan akan terus menurun hingga 6800.

Penilaian ini didasarkan pada histori swing harga tertinggi dan terendah sebelumnya. Namun, kapankah pergerakan harga akan menembus (breakout) dari level resistance atau support? Kita tidak dapat memprediksi sejak awal secara presisi, tetapi dapat mendeteksinya dengan memantau momentum pergerakan harga.

Membaca momentum pergerakan harga dalam grafik saham

Kebanyakan investor dan trader saham dunia lebih menyukai grafik saham berupa candlestick, daripada garis atau batang. Selain karena visual yang lebih atraktif, info yang diberikan oleh grafik candlestick juga jauh lebih banyak.

Salah satu info khas tersebut berkaitan dengan momentum pergerakan harga. Ukuran tubuh candle (body) mengisyaratkan momentum pergerakan harga dalam satu time frame tertentu. Semakin besar ukuran body, maka semakin kuat pula lah momentum pergerakan harga.

Faktanya, tren bullish maupun bearish biasanya ditandai oleh munculnya body yang berukuran lebih besar (contoh: kotak nomor 2). Di sisi lain, ukuran body yang kecil (kotak nomor 4) menandakan minimnya kekuatan buyer dan seller untuk mendorong harga ke salah satu arah secara tegas.

membaca chart saham.

Saat muncul ukuran body yang kecil, maka pergerakan harga cenderung melanjutkan tren yang sudah terbentuk sebelumnya (trend continuation) atau mengakibatkan terciptanya situasi sideways.

Agar terjadi perubahan tren, kita perlu menunggu hingga munculnya momentum yang lebih kuat dalam bentuk ukuran body candle yang lebih besar.

Apabila ingin “menangkap” sinyal perubahan tren tersebut lebih dini, maka investor perlu mempelajari beragam pola-pola candlestick.

Misalnya pola Shooting Star (kotak nomor 1) menandai perubahan arah pergerakan harga dari naik menjadi turun. Sedangkan pola Hammer (kotak nomor 3) menandai perubahan harga dari turun menjadi naik.

Fungsi prediktif yang mempermudah investor untuk menentukan momen beli/jual saham seperti ini dapat disimpulkan dari grafik candlestick.

Alternatif lain, investor juga dapat memasang indikator teknikal seperti Moving Average, MACD, dan lain-lain untuk mengonfirmasi analisis.

https://ajaib.co.id/cara-baca-grafik-saham-pasti-bisa-asal-mau-belajar/